Alam Itu Seperti Pikiranmu Gie

Tidak ada komentar

 

Aku sebenarnya baru mengenalmu Gie, mungkin sudah sekitar 2 tahun sejak aku mulai duduk di bangku kuliah. Apa lagi jurusanku adalah Pemikiran Politik Islam, jadi membuat diriku harus penasaran dengan dunia.

Aku mulai mengenalmu Gie, saat aku melihat sebuah quotesmu dalam sebuah social media yang berbunyi, “Kebenaran hanya ada di langit dan dunia hanya palsu, palsu”.

Dari hal sekecil itu aku mulai tertarik, hingga aku diajak oleh temanku. Melihat-lihat buku di gramedia, dan kulihat ada sosok mu Gie. Buku dengan judul cover, SOE HOK GIE. Catatan Seorang Demonstran.

Aku membeli dan membaca tiap-tiap catatanmu Gie, dan yang kurasakan adalah tercabik-cabik dengan tiap kalimatmu yang tajam. Engkau tertarik pada kebenaran dan keadilan, dimana engkau berharap adanya persatuan tanpa mengatas namakan golongan, agama dan ras.

Tapi pemikiranmu yang aku pahami berasal dari kegemaranmu yang suka naik gunung. Alam lah yang mungkin menjadikanmu sekritis itu pada mereka yang mengkhianati perjuangan. Kau menilai alam indah dan selalu membuat nyaman sebuah perasaan.

Menuutku alam itu seperti pikiranmu Gie, bebas dan tidak ada yang menghalangi. Kita menikmati dunia, tapi bila dia dirusak dengan bergantinya hutan dengan pabrik, lahan kosong ditanami beton!. Membuat pikiran dan penglihatan tidak nyaman dan disaat itulah kau merasa mereka menodai kebebasan.

Apa yang kau rasakan semasa hidupmu Gie, kini aku rasakan. Dimana alamku juga mulai tercemar oleh tindakan penguasa yang berutal. Tidak sedikit dari banyak orang yang berharap kau hidup lagi, tapi kini aku merasa jiwa dan keberaniamu lah yang kini hidup di sanubari orang-orang yang merasa alam ini tercabik-cabik.

Gie, kau menjadi primadona di kalangan mahasiswa awam dan tulen. Alam pun mulai mengisahkan betapa ingin engkau mengakhiri sebuah bahasa dengan damai. Tapi Gie, dari kisahmu yang hidup dalam perjuangan. Menjadi bentuk dari cerminan negeri kita dengan sebutan bangsa pejuang, berjuang demi Negara dan berjuang demi diri sendiri.

Gie, aku juga pernag bertanya pada diriku sendiri. Apakah tanpa penindasa sejarah tidak aka nada! Tapi kebenaran itu adanya di langit Gie, dan engkau telah menemukannya. Semoga kebenaran yang telah kau rasakan seindah harapan perjuangan Gie.

Nobel Sinatra Ginting

Instagram: @nobel_suka




Tidak ada komentar :

Posting Komentar