Soe Hok Gie: Aktivis Keadilan Yang Lahir Di Benak Atas Prinsip Rasa Ingin Tahu

Tidak ada komentar

 Saya Afandi, seorang siswa yang masih duduk di bangku kelas X Sekolah menengah atas di salah satu sekolah ternama di daerah saya. Sejak saya SD Hingga SMP, saya memiliki ketertarikan terhadap buku dan film terlebih lagi yang bercerita mengenai sejarah perjuangan tokoh-tokoh bangsa. Di mulai ketika saya menonton sebuah film tahun '80 an yang bercerita tentang penumpasan pengkhianatan G30S-PKI yang membuat saya semakin penasaran tentang bagaimana kehidupan bangsa Indonesia di masa tersebut. Berbagai E-book saya cari di internet, membaca buku-buku di perpustakaan, hingga berdiskusi dengan guru saya mengenai kehidupan orang-orang di masa orde lama. Sebagai seorang anak yang banyak ingin tahu, saat itu saya merasa kurang puas dengan informasi yang telah saya dapatkan. Maka dari itu saya mencari lebih banyak lagi informasi dengan berkunjung ke perpustakaan daerah dan mencari referensi- referensi mengenai film film yang membahas tentang sejarah bangsa.

 

 Ketika itu, muncul sebuah notifikasi rekomendasi film dari salah satu platform film yang berlogo huruf N berwarna merah, yang menunjukan cover seorang aktor kebanggaan Indonesia yang dibawahnya tertulis nama GIE. Seketika saya penasaran dan dengan film tersebut, ditambah pemeran utamanya adalah aktor kebanggan bangsa yang banyak meraih gelar di dunia perfilman tanah air, siapa lagi kalau bukan Nicholas Saputra. Membaca deskripsi dari film tersebut membuat saya semakin penasaran, pada akhirnya, saya memutuskan untuk mengunduh film tersebut dan menontonnya ketika waktu senggang. Pertama kali saya menontin film tersebut, saya belum terlalu paham dengan jalan ceritanya. Tetapi tidak menyurutkan semangat saya untuk terus menontonnya. beberapa kali Saya tergecak kagum ketika sang pemeran utama membaca quote-quotenya di beberapa adegan. "Guru yang tak tahan kritik boleh masuk keranjang sampah. guru bukan dewa dan selalu benar dan murid bukan kerbau". quote pertama yang menyentuh hati saya dari sang pemeran utama yaitu seorang pejuang keadilan yang hidup di masa orde lama. Setelah menonton film tersebut, saya di seolah-olah diberi PR oleh sang sutradara film untuk mencari siapa sosok Soe Hok Gie itu. Berbagai E-Jurnal, artikel, dan berita-berita yang memuat kisah beliau saya cari di internet. Biografi, kisah perjuangan, dan kontribusi beliau adalah tujuan utama yang saya cari demi bisa memuaskan rasa penasaran saya tentang beliau. untuk kedua kalinya, saya nenonton film tersebut lagi. Disini saya sudah paham dengan bagaimana jalan cerita film tersebut. saya semakin berdecak kagum dengan perjuangan beiau. Saya mulai terbawa suasana masa masa orde lama ketika menonton ataupun membaca kisah tentang beliau. sebab itulah, beberapa pelajaran yang saya dapat dari beliau saya petik dan berusaha agar bisa dterapkan pada kehidupan saya.

 Bagai angin berlalu, tiba tiba tercetus ide di pikiran saya untuk menulis sebuah artikel inspiratif dan mengirimkannya di Koran. Ketika itu saya berpikir bahwa Gie melakukan hal tersebut untuk menginspirasi banyak orang, mengapa saya tidak melakukan hal yang sama?. Sebab itulah saya menulis sebuah artikel mengenai nilai kepemimpinan bagi generasi muda dan mengirimkannya di Koran serta mengatasnamakan sebagai seorang siswa SMA. Hal tersebut berjalan mulus. Hingga akhirnya saya di tunjuk oleh sekolah untuk mengikuti lomba karya penulisan dan mewakili nama sekolah. Ketika membaca tema dari lomba tersebut yaitu mengenai nilai kepahlawanan bagi generasi muda, tercetus ide di kepala saya untuk mengangkat Soe Hok Gie sebagai topik karya penulisanya. Saya menulis biografi, kontribusi dan pelajaran yang saya petik dari kisah beliau yang dikutip dari berbagai jurnal, buku, dan film tentang beliau. Hingga lahirlah sebuah karya, "Kini yang berguru pada lampau: Soe Hok Gie sang Demonstran keadilan" Begitulah judulnya.

 Walaupun saya belum berkesempatan untuk mendapatkan gelar juara, tetapi saya merasa bangga bisa mengangkan beliau sebagai topik penulisan saya. Terlebih lagi, banyak dari teman-teman segenerasi saya yang baru mengetahui beliau setelah membaca karya tulisan saya. Berbgai manfaat saya dapatkan setelah mengetahui kisah isnpiratif dari perjuangan seorang aktivis muda yang hidup di masa orde lama tersebut. saya bisa mulai belajar untuk meneladani sikap beliau, dan mulai belajar untuk bersikap kritis terhadap permasalahan yang terjadi di sekitar saya. Saya berharap kedepannya nanti, muncul Soe Hok Gie- Soe Hok Gie berikutnya, yang dapat bergerak atas dasar kemanusiaan dan prinsip untuk memajukan bangsa.

 -Ternate, 27 Agustus 2020-

Muh. Afandi 

Instagram: @muh.afandii


 

Tidak ada komentar :

Posting Komentar