Soe Hok-Gie Di Mata Seorang Santri Pesantren

Tidak ada komentar

     Idealisme itu apa? Idealisme adalah aliran filsafat yang memandang mental dan ideasional sebagai kunci ke hakikat realitas. Atau mungkin menurut saya bahasa mudahnya  idealisme adalah aliran pemikiran yang mengedepankan idea atau cita–cita sebagai kepastian dalam jalannya kehidupan.

 Jika idealisme memiliki pengertian seperti itu, lantas idealis itu siapa? Idealis adalah orang yang bertindak berdasarkan pengalaman empiris yang unik, pikiran, dan cita-cita tinggi untuk mencapai hasil maksimal. Ia juga bersikap seperti itu, karena memiliki keyakinan yang kokoh atas persoalan yang sedang ditangani. Seorang idealis juga memiliki suatu pengaruh positif, karena ia dapat memperlihatkan antusiasme dan keyakinan penuh melalui keterlibatan secara emosional atas visi yang sedang dituju dan sering kali mendorong orang lain untuk mencapai visi itu bersama (Mike Brent &  Fiona Elsa, 2006 ). Seorang idealis akan berusaha untuk meyakinkan orang – orang agar mendukung dan membantu ide–ide atau gagasannya.

 Seorang idealis biasanya dihardik oleh orang–orang di sekitarnya sebagai orang yang keras kepala dan egois, dikarenakan selalu berusaha agar ide–idenya terealisasi. Seorang idealis akan mempengaruhi orang lain dengan argumentasinya agar idenya dapat diterima, dalam mempengaruhi orang lain tersebut seorang idealis memiliki perasaan tak mudah menyerah, mungkin itu salah satu alasan orang lain menilai seorang idealis sebagai pribadi yang keras kepala dan egois.

Tetapi menurut saya seorang idealis juga dapat menerima pendapat dan pemikiran orang lain, selama pendapat dan pemikirannya lebih baik dan lebih bermanfaat untuk orang banyak. Karena bagi seorang idealis yang ideal kepentingan dan kebaikan untuk banyak orang adalah harga mutlak yang harus diperjuangkan.

 Seorang idealis yang ideal haruslah menggunakan ide–ide atau gagasannya untuk kemanfaatan dan kebaikan banyak orang bukan malah mementingkan kebaikan untuk dirinya sendiri. Bung karno, Mahatma Gandi, Nelson Mandela adalah sebagian dari orang–orang idealis yang ide–ide atau gagasannya ditujukan untuk kemanfaatan banyak orang. Di Indonesia sendiri banyak terdapat contoh orang–orang idealis yang menggunakan gagasannya untuk kebaikan banyak orang. Salah satunya adalah Soe Hok Gie.

Soe Hok Gie adalah seorang aktivis yang memprotes pemerintahan Sukarno dan Suharto secara berurutan, Ia adalah mahasiswa di Fakultas Sastra Universitas Indonesia dan juga salah satu pemrakarsa Mahasiswa Pencinta Alam (MAPALA) FS UI yang sekarang telah berkembang menjadi Mapala UI serta berkembang menjadi mapala di pelbagai kampus yang ada di Indonesia.

Awal mengenal Hok-gie adalah ketika lulus MAN (Madrasah Aliyah Negeri) di salah satu pesantren di Pasuruan, Jawa timur. Saya melanjutkan pendidikan di salah satu kampus swasta di Pesantren tersebut. Ketika awal masuk kuliah, seperti lazimnya mahasiswa baru lainnya, kita dituntut untuk memiliki pelbagai macam buku sebagai pendukung pelajaran. Berangkatlah saya ke toko buku sederhana di Malang bersama salah satu teman. Ketika semua buku yang diinginkan sudah didapat, teman menunjukkan satu buku yang asing bagi kalangan pesantren seperti saya, yang berjudul Soe Hok-gie Sekali lagi.

Dari situ, dari perkenalan dengan Hok-gie yang tidak romantis itu, saya tertarik dengan beliau, dan mulai membeli dan membaca buku–buku beliau yang lainnya. Karena membaca sudah kecintaan mulai kecil, membaca buku – buku tentang sejarah dan pemikir orang–orang besar sudah biasa sejak dahulu saya lakukan, tetapi ketika membaca buku–buku tentang Hok-gie, saya menemukan cerminan diri saya, yang terjadi dimasa lalu, yaa meskipun saya sadar sepak terjang dunia saya dan Hok–gie berbeda, tetapi saya merasa apa yang dilalui Hok-gie zaman dahulu, adalah rasa yang sama, seperti yang saya lalui saat ini.

 Rasa itu sudah saya alami sejak menjadi ketua Osim (Organisasi Siswa Intra Madrasah) berlanjut di beberapa organisasi kampus dan organisasi intra pesantren. Gie memiliki nalar yang kritis dalam melihat berbagai hal apapun yang ada di sekitarnya, dan berani menyuarakan apa yang ia yakini benar. Mengkritik dan memberi solusi serta gagasan perbaikan adalah hal–hal yang sangat jarang ditemukan di mahasiswa–mahasiswa saat ini.

Gie lebih mengedepankan kepentingan rakyat untuk diperjuangkan dan disuarakan, bukan kepentingan pribadi atau golongan tertentu. Kesejahteraan dan kebahagiaan rakyat yang dijadikan prioritas utama, bukan nama sebagai seorang aktivis, atau ingin dikenal sebagai seorang mahasiswa kritis dan memiliki organisasi besar. Gie melampaui tujuan–tujuan rendah itu semua.

Bagi saya, Gie adalah abang, dalam pemikiran dan pergerakan, yang telah membantu seorang mahasiswa pesantren menemukan titik terang jati dirinya. Terima kasih Gie.

Instagram: @ahmada.rizqur.rohman

 

 


Tidak ada komentar :

Posting Komentar