Soe Hok Gie, yang menginspirasi. Tahun 2018 yang
lalu, adalah tahun pertama gue menjadi seorang mahasiswa. Di tahun itu juga
gue mengikuti kegiatan kaderisasi sebagai syarat agar dapat bergabung ke
dalam organisasi ke-mahasiswaan, yang ada di kampus. Hari demi hari
terlewati, rangkaian kegiatan kaderisasipun mencapai puncaknya. Ditandai
dengan adanya orasi dari Ketua BEM sekaligus menandakan berakhirnya
kegiatan. Namun, ada satu hal yang buat gue tertarik dari isi orasi Ketua
BEM. Saat itu dia menceritakan Soe Hok Gie, sosok legenda sekaligus ikon
bagi kaum intelektual muda Indonesia.
Ya, tepat banget! Mulai hari itu gue
tertarik dengan sosok Gie. Mungkin hari itu juga menjadi perkenalan
pertama gue dengan gie, meskipun cuma lewat cerita. Selang beberapa hari
gue main ke kostan temen, namanya Agung, dia temen gue di kampus, tapi beda
fakultas. Maksud gue main ke kostan sekadar untuk ngopi, diselingi obrolan
tentang aktivis mahasiswa. Revolusi! Hehehe. Dan karena si Agung ini, gue
bisa sedikit kenal lebih dekat sama aktivis muda Indonesia, yaitu gie.
Karena dia secara suka rela meminjamkan gue buku “Catatan Seorang
Demonstran”, mungkin dilatar belakangi dari obrolan tentang aktivis, yang
sempat kita diskusikan.
Buku Catatan Seorang Demonstran karya
Soe Hok Gie, adalah buku yang spesial menurut gue. Karena bisa dibilang
buku ini paling banyak menginspirasi hidup gue sebagai seorang mahasiswa,
remaja, dan manusia biasa. Lembar demi lembar, sampai akhirnya buku ini,
selesai gue baca. Buku itu menjadi salah satu modal awal yang membentuk
idealisme gue sekarang. Lalu, entah kenapa, semesta seperti menunjukan
kejadian seperti mendorong anak muda Indonesia, mengimplementasikan warisan
pemikiran dan sikap dari sosok Gie, untuk berani melawan ketidakadilan dan
kesewenang-wenangan.
Gejolak pada Ibu Pertiwi, kala itu tahun 2019,
Reformasi Dikorupsi! Mahasiswa turun kejalan, berdemonstrasi untuk melawan
tirani. Termasuk gue, salah satu dari banyaknya massa yang turun aksi ke
jalan. Aksi yang sama-sama kita ketahui mendapat respon buruk dari
pemerintah, dengan adanya tindakan represif dari aparat. Sehingga tidak
sedikit korban berjatuhan, dari kalangan mahasiswa dan pelajar yang perlu
mendapat perawatan saat itu, karena tindakan represif dari aparat. Seketika
hal itu bikin gue takut dan kalut melihat keadaan seperti itu.
Namun, seperti ada dorongan keberanian dateng di diri gue, saat teringat
perjuangan sosok Gie, seorang aktivis yang berani, jujur, dan
kritis. Mungkin ingatan tentang Gie, yang membawa gue larut dalam gejolak untuk
tetap berani melawan tirani. Dan gie adalah salah satu sosok yang
menginspirasi gue untuk berani menyuarakan kebenaran hingga sekarang,
walaupun gue merasa masih sangat jauh untuk untuk menjadi ratu adil yang
berani seperti Soe Hok Gie.
Muhammad Iqbal Fahreza
Instagram: @ejaunnn
|
Tidak ada komentar :
Posting Komentar