Tentang Bagaimana Aku Mengetahui Sosok Gie

Tidak ada komentar

Beberapa tahun yang lalu di sela-sela belajarku mengerjakan tugas, aku membuka sebuah artikel mengenai lingkungan, artikel yang cukup berat untuk anak seusia ku waktu itu.

Semakin dalam aku membaca, semakin banyak kalimat-kalimat yang aku tinggalkan. Entah di bait ke berapa aku menemukan sebuah nama yang begitu asing untuk diriku pribadi. Bukan public figure ataupun orang terkenal kata ku dalam hati. Karena rasa penasaranku, aku terus lahap kalimat-kalimat beruntun tersebut.

Ternyata Ia adalah sosok yang berani, tidak suka pada ketidak adilan dan pintar. Gie, nama itulah yang aku temukan. Aku ingin mengetahuinya lebih jauh, aku tekan tombol demi tombol di keyword merangkai namanya di papan pencarian. muncullah sebuah artikel tentang dirinya. Aku buka satu persatu dan membacanya.

Nama lengkapnya Soe Hok Gie, lahir tanggal 17 Desember tahun 1942. Ia adalah seorang tokoh angkatan 66 yang dikenal karena tulisan-tulisannya pada saat itu. . Sosok muda yang memiliki kharisma dan wibawa, ayahnya Soe Lie Piet seorang sastrawan dan kakaknya Arief Budiman seorang intelektual. Gie, sarjana muda lulusan Universitas Indonesia, seorang aktivis, memanfaatkan kecerdesannya untuk berfikir kritis bahkan saat usianya masih kecil, mencintai lingkungan, senang menulis, dan sosok yang begitu penyayang bahkan kepada binatang peliharaannya, itulah yang aku dapatkan dari beberapa artikel yang aku baca.

Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan

Yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan

Yang tersial adalah umur tua

Rasa-rasanya memang begitu

Berbahagialah mereka yang mati muda

Itulah salah satu tulisannya yang aku ingat sampai sekarang, semakin dalam aku mengetahui tentangnya, diri ini semakin merasa kagum. beranjak dewasa aku terus mengingat nama Gie, kemudia membeli beberapa buku-bukunya yang cukup membuka fikiranku.

Namun, sosok yang begitu aku kagumi ini tidak bisa aku jumpai, ia meninggal saat usianya masih sangat muda, 26 tahun, terkena serangan asap racun dalam pendakian Gunung semeru 16 Desember 1969.

Terimakasih atas segala ispirasi dan perjuangan, abadilah dalam ketiadaan mu.

Instagram: @ghinauyr

 

Tidak ada komentar :

Posting Komentar