Assalamualaikum
Wr.Wb
Nama
saya Muhammad Erysandhi, saya berasal dari Kota Bekasi, kebetulan ketika saya SD
saya adalah penggemar Sheila on 7 terutama sang gitaris Eross, suatu saat pada
tahun 2005 saya mendengar lagu Eross Candra yang berjudul Gie di sebuah Radio.
Saya
bertanya tanya siapa itu Gie kenapa dibuatkan Lagu dan Filmnya, lalu saya
mencari refrensinya di sebuah artikel, saya merasa kagum dengan beliau.
Beranjak
remaja, saya masuk SMA ketika masa Masa Orientasi Siswa, seluruh peserta MOS
diwajibkan mengkuti Ekstrakurikuler, karena masa kecil saya senang dengan
suasana pedesaan, saya memilih Ekstrakurikuler Pencinta Alam.
Singkat
cerita senior saya di Ekskul menerangkan bahwa sejarah Pecinta Alam di
Indonesia dimulai di Universitas Indonesia dan di situ para pendirinya terdiri
dari Soe Hok Gie, Herman Lantang, Idhan Lubis dll.
Saya
mencari banyak artikel artikel tentang Soe Hok Gie di internet, saat itu pula
saya teringat lagi dengan lagu Eross Candra, setiap memainkan komputer tidak
lupa saya streaming youtube lagu tersebut, dari masa masa SMA lah saya mulai
mendaki gunung bersama teman teman Ekskul.
Naik
kelas 3 SMA saya mendapatkan kaset Film GIE, saya menonton lagi film itu untuk
yang kedua kalinya, luar biasa saya merasa takjub sekaligus miris sekali melihat
keadaan di tahun 60-an, mahasiswa pada zaman pun itu begitu kritis.
Sampai
saat ini saya saya sudah berkuliah, saya masih mendaki gunung, saya masih
membaca puisi puisinya, saya masih mendengar lagu lagu itu, sebulan sekali saya
menonton filmnya di platform internet, bulan juni tahun lalu saya ke Gunung
Semeru bersama teman teman SMA, niat saya napak tilas jejak Soe Hok Gie, ternyata di puncak sudah tidak ada lagi Plakat nisannya, 3 bulan kemudian saya
mendaki Gunung Pangrango, yang ada di pikiran saya saat mendaki yaitu "Aku
cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi", benar sekali berbeda dengan
Gunung Gede yang selalu ramai, Plang puncak yang berbentuk seperti batu itu
saya menaikinya layaknya Gie ketika berfoto di situ dan Lembah Mandalawangi yang
masih sama seperti di film itu, bagaimana tidak, sepanjang pendakian lagu Gie
dan Cahaya Bulan selalu saya putar hingga berulang-ulang .
Mungkin
beliau memang sudah tidak ada, tapi kami para pengagumnya selalu mempunyai
spirit yang sama, seperti kata Gie "hidup adalah soal
keberanian, menghadapi yang tanda tanya, tanpa kita mengerti, tanpa kita menawar,
terimalah dan hadapilah"
"Cintaku dan
cintamu adalah kebisuan semesta"
Instagram: @sabanhery
|
terimakasih banyak buat teman teman yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca sedikit tulisan saya
BalasHapus2 Lagunya eross pada sountrack film.gie memang berpengaruh besar pada generasi milineal untuk mengenal soe hok gie
BalasHapusterimakasih sudah mampir
HapusKeren
BalasHapus