Sosok
Soe Hok Gie pertama kali kukenal 3 tahun yang lalu saat aku berada di awal-awal
masa kuliah. Menjadi mahasiswa membentuk obsesi pada diriku sendiri untuk
peduli terhadap kondisi politik Indonesia, termasuk pada saat itu untuk mulai
bergiat belajar tentang sejarah politik Indonesia. Kerabatku yang juga tempatku
sharing, banyak membicarakan dan menjadikan Soe Hok Gie sebagai contoh
mahasiswa yang hebat, pada mulanya aku sama sekali belum mengetahui sosok Soe
Hok Gie seperti apa, hanya saja gambaran tentang Soe Hok Gie sudah terbayang.
Seiring waktu berjalan aku mencari tahu sendiri lebih lanjut tentang
sosok Soe Hok Gie, baru setelah itu kuketahui bahwa Soe Hok Gie tidaklah cuma
sebatas mahasiswa yang hebat di eranya, namun juga gemar menulis dan sudah banyak
pula buku-bukunya, maka setelah itu kuputuskan untuk mencari tahu buku Soe Hok
Gie apa yang rekomended untuk diriku pada saat itu.
Catatan
Seorang Demonstran menjadi buku Soe Hok Gie pertama yang kupilih pada saat itu,
Soe Hok Gie mengajak berpetualang pada perjuangan mahasiswa 60an. Cerita Soe
Hok Gie sebagai mahasiswa dalam buku tersebut banyak memberikan pelajaran
terkhusus pada diriku sendiri yang pada saat itu masih menjadi mahasiswa tahap
awal yang ingin belajar tentang sejarah politik Indonesia. Gie memberikan gambaran kondisi
mahasiswa di tengah
gemuruhnya organisasi-organisasi kampus yang berunsur politik pada eranya, Gie
mengajari bagaimana mengambil sikap sebagai mahasiswa yang hanya berpihak pada
kebenaran. Kegiatan mahasiswa turun kejalan di akhir pemerintahan Soekarno pada
buku tersebut juga turut membukakan pemikiranku, bahwasannya mahasiswa tidak
seharusnya diam saja ketika sudah banyak ketidakbenaran pada suatu rezim yang
berjalan. Idealismenya yang kuat juga menjadikan contoh, bahwa upah jabatan
yang membutakan mata tidaklah bisa menggiurkan dirinya. Bahkan setelah
menamatkan bukunya aku juga sempat streaming online film Gie yang disutradarai
Riri Riza.
Setelah
menamatkan buku Catatan Seorang Demonstran dan menonton film GIE rasa ingin
tahuku semakin menjadi-jadi. Jatuhnya rezim Soekarno dan digantikan oleh
Soeharto dengan keterlibatan PKI di dalam ceritanya, memberikan dorongan untuk
mempunyai bukunya satu lagi dengan judul “Orang-Orang di
Persimpangan Kiri Jalan”. Di buku
ini Soe Hok Gie juga dengan gamblang menceritakan tentang pemberontakan PKI
madiun (madiun affair).
Gie
tidak hanya memberikan contoh tetapi juga pelajaran, Gie yang gemar mencatat
segala peristiwa yang terjadi di dalam buku hariannya juga menjadikan motivasi
pada diriku sendiri. Gie adalah sosok yang layak dijadikan panutan oleh setiap
mahasiswa, bagiku belajar tentang Gie berarti secara tidak langsung kita juga
belajar tentang idealisme dan berpikir kritis. Suatu pelajaran yang sangat
penting ditanamkan pada pemikiran mahasiswa indonesia.
Oleh:
Balamurti Krishna Ambati
Instagram: @krishnaambaties
|
Tidak ada komentar :
Posting Komentar